Sabtu, 27 Januari 2018

Pulang

“Aku terbang besok, jam sepuluh” bisikku padanya, lewat telepon di genggamanku.
“Kamu, pasti balik ‘kan?” jawabnya.
Dan leherku tercekat.

Di pesawat, begitu kuletakkan pinggulku di kursi, kukirim gambar boarding  passku padanya.
“Aku tunggu kamu kembali”
Kumatikan gawaiku. Kupilih untuk memejamkan mata. Satu setengah jam ditambah tiga jam penerbangan lanjutan bukan waktu tempuh yang pendek. Aku perlu menenangkan jiwa dan pikiranku.


“Aku ingin Ibu yang cerdas untuk anak-anakku nanti. Ibu yang tangguh. Ibu terbaik yang akan menjaga anak-anakku nanti. Perempuan hebat yang seperti itu, ya kamu” matanya menusuk jantungku.
“Stop, jangan teruskan. Kau tahu aku tak bisa. Once I started, I can’t go back”
“Maka mulai lah…”
“Kita pulang yuk” Dan aku pun berdiri. Membayar makanan kami malam itu.
“Hei…” digenggamnya pergelangan tanganku saat kuulurkan tanganku ke kasir.
“Aku bisa membayar makananku sendiri kok, dan tadi sore kamu sudah bayar makan sore kita. Let me pay this time” Dan dia berangsur melepas genggamannya.

Aku terbangun,
Mimpi ternyata membawaku ke malam itu, jumpa terakhirku dengannya. Pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat. Maka kutegakkan sandaran kursiku.

Jakarta,
Akhirnya kuinjakkan kembali kakiku di sini.
Rasanya sangat lama, padahal baru lebaran kemarin aku mudik. Tapi tidak untuk kali ini. Entah kapan aku akan menapakkan langkah di sini lagi. Terutama untuk terbang ke timur, lagi.
Dua minggu berlalu, aku memilih sekedar menjawab sekadarnya pesan-pesan darinya.
Tapi tak untuk setiap pertanyaannya tentang ‘pulang’.

Hingga pagi itu kubaca status aplikasi perpesannya:
“Before 2017 ends, inbox me something that you’re always wanted to tell me. It’s gonna stay secret between us two. Post this as your status and maybe someone will surprise you”

Klik reply:
I love you, tidak kurang tidak lebih.
Maaf jika mencukupkan diri, sebab aku tak sanggup membiarkanmu jatuh dengan cinta yang sama, tapi tak sanggup menanggung rindu.

Save as draft

Tidak ada komentar:

Posting Komentar