Sabtu, 26 Januari 2013

FaceBook;MukaBuku;SampulDiri?


Hello tweeemans, :D

kali ini saya akan bicara (lagi), tentang socmed. Akhirnya, bisa jadi. Jujur, tulisan ini pesanan, dipicu oleh suatu kejadian dimana 2 orang teman saya, dalam keadaan real, bersitegang di faceboook karena masalah komentar, dimana saya bahkan belum jadi teman keduanya :D

menarik, karena saya tidak melihat keseluruhan proses mereka, dan hanya fokus pada scene ini. semoga infiltrasi citra pribadi tidak mengubah kenetralan saya, #apaseh

So, ini ‘cerita’ tentang 2 orang, yang satu guru, Yang satu lagi murid.
Si Guru update sesuatu, dimana si Murid komentar sesuatu, yang membuat si Guru tak nyaman. Berbalas kata lah 2 insan itu.

ada yang bilang, sabar2,… (kalo menurutku sih itu gak menyelesaikan masalah, justru tambah panas, lo pikir guweh kurang sabar apa coba??! – mungkin lho) ada juga yang ngeloyor numpang lewat ikut cuap2, ~entah apa pun itu.

Kalau saya ditanya; “Menurutmu gimana?"
Gampang aja sih, Alhamdulillah 2 orang itu masih manusia. Yang murid gak mengkultuskan Gurunya, mungkin maksudnya bercanda kali yaa, Si Guru juga ternyata bisa tersinggung.
Tadinya saya curiga si Guru ini malaikat turun ke Bumi. Alhamdulillah Allah kasih lihat dia ‘masih’ manusia J
Sayangnya dalam keadaan nyata, saya gak ditanya,
Jadi yaaa, cuma saya jadikan tulisan saja.

Nah,
Lebih spesifiknya lagi sih, menurut saya ini media belajar kita, untuk bersikap, ngrumangsani, ~kalo kata seseorang~, dan lain sebagainya. “We never really grow up, we only learn how to act in public” masih kata sesorang.

Don’t be serious at socmed, of course, but do not wonder too when people judge you by your words. mereka bukan dukun, tweman, mereka hanya tahu apa yang kau sampaikan, utamanya secara langsung.

Inspired by: Alissa Wahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar